Pages

Jumat, 25 April 2014

BATUK


DEFINISI

            Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan untuk membantu membersihkan saluran pernapasan dari lender besar, iritasi, partikel asing dan mikroba. Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu.
            Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan napas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran napas dan mengeluarkan benda asing atau secret yang abnormal dari dalam saluran napas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit didalam atau diluar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui udara (air bone infection). Penyebabnya beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan batuk.
            Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran napas. Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya benda asing dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas.
Yang dimaksud saluran napas mulai dari tenggorokan, trachea, bronchus, bronkhioli sampai ke jaringan paru.
            Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran pernapasan. Batuk bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit yang bisa menyebabkan batuk sangat banyak sekali mulai dari infeksi, alergi, inflamasi bahkan keganasan.

JENIS-JENIS BATUK
Jenis-jenis batuk berdasarkan waktu :
1.     Akut
Akut merupakan fase awal dan masih mudah buat sembuh. Jangka waktunya kurang dari tiga minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran nafas atas.
2.     Sub akut
Subakut adalaha fase peralihan dari akut akan menjadi kronis. Dikatagorikan subakut bila batuk sudah 3-8 minggu. Terjadi karena gangguan epitel.
3.     Kronis
Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran nafas atas dan terjadi lebih dari delapan minggu. Batuk kronis biasanya adalah tanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat. Banyak penyakit berat yang ditandai dengan batuk kronis, misalnya asma, TBC, gangguan refluks lambung, penyakit paru obstruksi kronis, sampai kanker paru-paru. Untuk itu, batuk kronis harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan diatasi dengan penyebab itu.
BERDASARKAN SEBABNYA :
1.     Batuk Berdahak
Yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka terhadap paparan debu, lembab berlebihan, alergi, dan sebagainya. Batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari saluran napas. Termasuk dahak. Batuk ini terjadi dalam waktu yang relative singkat
Pada batuk berdahak produksi dahak meningkat dan kekentalannya juga meningkat sehingga sukar dikeluarkan ditambah terganggunya bulu getar bronchii (sillia) yang bertugas mengeluarkan dahak sehingga diperlukan obat yang biasanya juga merangsang terjadinya batuk supaya terjadi pengeluaran dahak.
2.     Batuk Kering
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk.
Batuk ini menganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat memecahkan pembuluh darah pada mata.
3.     Batuk yang khas
·       Batuk rejan. Batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang dan suara parau.
·       Batuk penyakit TBC. Berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.
·       Batuk karena asma. Sehabis serangan asma lender banyak dihasilkan. Lender inilah yang merangsang timbulnya batuk
·       Batuk karena penyakit jantung lemah. Darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan paru-paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya batuk.
·       Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu bila kerusakan paru-paru semakin luas, batuk semakin bertambah.
·       Batuk karena kemasukan benda asing. Pada saat saluran pernapasan berusaha mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk.



Mekanisme batuk dan refleks batuk

Mekanisme batuk dapat dicetuskan secara volunter atau refleksif. Sebagai reflek defensif, batuk mempunyai jaras aferen dan aferen. Jaras aferen termasuk reseptor di dalam serabut sensorik saraf trigeminus, glosofaringeus, laringeus superius dan vagus. Jaras aferen termasuk saraf laringeus rekuren (yang menyebabkan penutupan glotis) dan saraf spinalis (yang menyebabkan kontraksi otot-otot abdominal dan toraks). Urutan batuk terdiri dari stimulus yang sesuai yang memulai inspirasi dalam. Keadaan ini diikuti oleh penutupan glotis, relaksasi diagfragma, dan kontraksi otot melawan glotis yang tertutup sehingga menghasilkan tekanan dalam jalan napas dan intratoraks positif maksimal. Tekanan intratoraks positif ini menyebabkan penyempitan trakea, yang ditimbulkan oleh lipatan kedalam membrana postperior yang lebih lentur. Begitu glotis terbuka, kombinasi perbedaan tekanan yang besar antara jalan napas dan atmosfer yang disertai penyempitan trakea ini menyebabkan laju aliran melalui trakea mendekati kecepatan suara. Tekanan pembersihan yang timbul membantu eliminasi mukus dan benda-benda asing. Sirkuit pendek trakeostomi dan tuba endotrakeal mencegah penutupan glotis. Oleh karena itu, keduanya menurunkan aktivitas mekanisme batuk.
1.     Inspirasi
2.     Terjadi inspirasi dalam untuk meningkatkan volume gas yang terinhalasi. Semakin dalam inspirasi semakin banyak gas yang terhirup, teregang otot-otot napas dan semakin meningkat tekanan positif intratorakal.
3.     Kompresi
Terjadi penutupan glotis setelah udara terhirup pada fase inspirasi. Penutupan glotis kira-kira berlangsung selama 0.2 detik. Tujuan penutupan glotis adalah untuk mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada keadaan ini terjadi pemendekan otot ekspirasi dengan akibat kontraksi otot ekspirasi, sehingga akan meningkatkan tekanan intratorakal dan juga intra abdomen.
4.     Ekspirasi(eksplusif)
Pada fase ini glotis dibuka, dengan terbukanya glotis dan adanya tekanan intratorakal dan intra abdomen yang tinggi maka terjadilah proses ekspirasi yang cepat dan singkat (disebut juga ekspulsif). Derasnya aliran udara yang sangat kuat dan cepat maka terjadilah pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti mukus dll.
5.     Relaksasi
Terjadi relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasi dapat terjadi singkat ataupun lama tergantung rangsangan pada reseptor batuk berikutnya.


Mekanisme Terjadinya Batuk
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu fase iritasi, inspirasi, kompresi, dan ekspulsi (ekspirasi). Secara singkat batuk dimulai ketika suatu zat atau benda asing mencapai salah satu reseptor batuk di hidung, tenggorokan, atau dada. Reseptor tersebut kemudian menyampaikan pesan ke pusat batuk di otak yang memberi perintah untuk batuk. Lalu hidung menghirup napas, epiglotis dan pita suara menutup rapat sehingga udara dalam paru-paru terjebak. Otot perut dan dada akan berkontraksi dengan kuat sambil menekan sekat rongga tubuh. Akhirnya epiglotis akan membuka dengan tiba-tiba, dan udara yang terjebak tadi mendadak keluar, maka terjadilah batuk.
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, pericardial, dan diafragma.
 

Gambar 1. Skema Anatomi Refleks Batuk
Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma.

Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut afferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian
terjadi.

Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :

Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.

Fase inspirasi
Fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar, dimulai dengan inspirasi dalam dan cepat dari sejumlah besar udara akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea, pada saat ini glotis secara refleks sudah terbuka. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya, berkisar antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional. Ada dua manfaat utama dihisapnya volume yang besar (di atas kapasitas residu fungsional). Pertama, volume yang besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret (mekanisme pembersihan) akan lebih mudah.
Setelah udara di inspirasi, maka mulailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup selama 0,2 detik. Pada masa ini, tekanan di paru dan abdomen akan meningkat sampai 50-100 mmHg. Tertutupnya glotis merupakan ciri khas batuk, yang membedakannya dengan manuver ekspirasi paksa lain karena akan menghasilkan tenaga yang berbeda. Tekanan yang didapatkan bila glotis tertutup adalah 10 sampai 100% lebih besar daripada cara ekspirasi paksa yang lain.

Description: Description: Description: cough phases.jpg
Gambar 2. Fase Batuk
Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan saluran napas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Arus udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 30¬50 detik setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus yang menetap. Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per menit, dan pada fase ini dapat dijumpai pengurangan diameter trakea sampai 80%.
Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

Fase ekspirasi/ ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.

Penyebab Batuk
Batuk secara garis besarnya dapat disebabkan oleh rangsang sebagai berikut:
- Rangsang inflamasi seperti edema mukosa dengan sekret trakeobronkial yang banyak.
- Rangsang mekanik seperti benda asing pada saluran nafas seperti benda asing dalam
   saluran nafas, post nasal drip, retensi sekret bronkopulmoner.
- Rangsang suhu seperti asap rokok ( merupakan oksidan ), udara panas/ dingin, inhalasi gas.
- Rangsang psikogenik.

Beberapa penyebab batuk
Iritan
- Rokok
- Asap
- SO2
- Gas di tempat kerja
Mekanik
- Retensi sekret bronkopulmoner
- Benda asing dalam saluran nafas
- Post nasal drip
- Aspirasi
Penyakit Paru Obstruktif
- Bronkitis kronis
- Asma
- Emfisema
- Firbrosis kistik
- Bronkiektasis
Penyakit Paru Restriktif
- Pneumokoniosis
- Penyakit kolagen
- Penyakit granulomatosa
Infeksi
- Laringitis akut
- Bronkitis akut
- Pneumonia
- Pleuritis
- Perikarditis
Tumor
- Tumor laring
- Tumor paru
Psikogenik
Lain-lain
 
Refrensi :
Guyton,et all 2008 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta:ECG
Kumar, Vinay,et all. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta :EGC





1 komentar:

Anonim mengatakan...

Penjelasan mengenai mekanisme dan refleks batuk apakah dr guyton juga? Kalau blh tahu halaman berapa ya? Terima kasih sblmnya

Posting Komentar


Jumat, 25 April 2014

BATUK


DEFINISI

            Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan untuk membantu membersihkan saluran pernapasan dari lender besar, iritasi, partikel asing dan mikroba. Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu.
            Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan napas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran napas dan mengeluarkan benda asing atau secret yang abnormal dari dalam saluran napas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit didalam atau diluar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui udara (air bone infection). Penyebabnya beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan batuk.
            Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran napas. Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya benda asing dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas.
Yang dimaksud saluran napas mulai dari tenggorokan, trachea, bronchus, bronkhioli sampai ke jaringan paru.
            Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran pernapasan. Batuk bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit yang bisa menyebabkan batuk sangat banyak sekali mulai dari infeksi, alergi, inflamasi bahkan keganasan.

JENIS-JENIS BATUK
Jenis-jenis batuk berdasarkan waktu :
1.     Akut
Akut merupakan fase awal dan masih mudah buat sembuh. Jangka waktunya kurang dari tiga minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran nafas atas.
2.     Sub akut
Subakut adalaha fase peralihan dari akut akan menjadi kronis. Dikatagorikan subakut bila batuk sudah 3-8 minggu. Terjadi karena gangguan epitel.
3.     Kronis
Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran nafas atas dan terjadi lebih dari delapan minggu. Batuk kronis biasanya adalah tanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat. Banyak penyakit berat yang ditandai dengan batuk kronis, misalnya asma, TBC, gangguan refluks lambung, penyakit paru obstruksi kronis, sampai kanker paru-paru. Untuk itu, batuk kronis harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan diatasi dengan penyebab itu.
BERDASARKAN SEBABNYA :
1.     Batuk Berdahak
Yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka terhadap paparan debu, lembab berlebihan, alergi, dan sebagainya. Batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari saluran napas. Termasuk dahak. Batuk ini terjadi dalam waktu yang relative singkat
Pada batuk berdahak produksi dahak meningkat dan kekentalannya juga meningkat sehingga sukar dikeluarkan ditambah terganggunya bulu getar bronchii (sillia) yang bertugas mengeluarkan dahak sehingga diperlukan obat yang biasanya juga merangsang terjadinya batuk supaya terjadi pengeluaran dahak.
2.     Batuk Kering
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk.
Batuk ini menganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat memecahkan pembuluh darah pada mata.
3.     Batuk yang khas
·       Batuk rejan. Batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang dan suara parau.
·       Batuk penyakit TBC. Berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.
·       Batuk karena asma. Sehabis serangan asma lender banyak dihasilkan. Lender inilah yang merangsang timbulnya batuk
·       Batuk karena penyakit jantung lemah. Darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan paru-paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya batuk.
·       Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu bila kerusakan paru-paru semakin luas, batuk semakin bertambah.
·       Batuk karena kemasukan benda asing. Pada saat saluran pernapasan berusaha mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk.



Mekanisme batuk dan refleks batuk

Mekanisme batuk dapat dicetuskan secara volunter atau refleksif. Sebagai reflek defensif, batuk mempunyai jaras aferen dan aferen. Jaras aferen termasuk reseptor di dalam serabut sensorik saraf trigeminus, glosofaringeus, laringeus superius dan vagus. Jaras aferen termasuk saraf laringeus rekuren (yang menyebabkan penutupan glotis) dan saraf spinalis (yang menyebabkan kontraksi otot-otot abdominal dan toraks). Urutan batuk terdiri dari stimulus yang sesuai yang memulai inspirasi dalam. Keadaan ini diikuti oleh penutupan glotis, relaksasi diagfragma, dan kontraksi otot melawan glotis yang tertutup sehingga menghasilkan tekanan dalam jalan napas dan intratoraks positif maksimal. Tekanan intratoraks positif ini menyebabkan penyempitan trakea, yang ditimbulkan oleh lipatan kedalam membrana postperior yang lebih lentur. Begitu glotis terbuka, kombinasi perbedaan tekanan yang besar antara jalan napas dan atmosfer yang disertai penyempitan trakea ini menyebabkan laju aliran melalui trakea mendekati kecepatan suara. Tekanan pembersihan yang timbul membantu eliminasi mukus dan benda-benda asing. Sirkuit pendek trakeostomi dan tuba endotrakeal mencegah penutupan glotis. Oleh karena itu, keduanya menurunkan aktivitas mekanisme batuk.
1.     Inspirasi
2.     Terjadi inspirasi dalam untuk meningkatkan volume gas yang terinhalasi. Semakin dalam inspirasi semakin banyak gas yang terhirup, teregang otot-otot napas dan semakin meningkat tekanan positif intratorakal.
3.     Kompresi
Terjadi penutupan glotis setelah udara terhirup pada fase inspirasi. Penutupan glotis kira-kira berlangsung selama 0.2 detik. Tujuan penutupan glotis adalah untuk mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada keadaan ini terjadi pemendekan otot ekspirasi dengan akibat kontraksi otot ekspirasi, sehingga akan meningkatkan tekanan intratorakal dan juga intra abdomen.
4.     Ekspirasi(eksplusif)
Pada fase ini glotis dibuka, dengan terbukanya glotis dan adanya tekanan intratorakal dan intra abdomen yang tinggi maka terjadilah proses ekspirasi yang cepat dan singkat (disebut juga ekspulsif). Derasnya aliran udara yang sangat kuat dan cepat maka terjadilah pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti mukus dll.
5.     Relaksasi
Terjadi relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasi dapat terjadi singkat ataupun lama tergantung rangsangan pada reseptor batuk berikutnya.


Mekanisme Terjadinya Batuk
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu fase iritasi, inspirasi, kompresi, dan ekspulsi (ekspirasi). Secara singkat batuk dimulai ketika suatu zat atau benda asing mencapai salah satu reseptor batuk di hidung, tenggorokan, atau dada. Reseptor tersebut kemudian menyampaikan pesan ke pusat batuk di otak yang memberi perintah untuk batuk. Lalu hidung menghirup napas, epiglotis dan pita suara menutup rapat sehingga udara dalam paru-paru terjebak. Otot perut dan dada akan berkontraksi dengan kuat sambil menekan sekat rongga tubuh. Akhirnya epiglotis akan membuka dengan tiba-tiba, dan udara yang terjebak tadi mendadak keluar, maka terjadilah batuk.
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, pericardial, dan diafragma.
 

Gambar 1. Skema Anatomi Refleks Batuk
Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma.

Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut afferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian
terjadi.

Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :

Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.

Fase inspirasi
Fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar, dimulai dengan inspirasi dalam dan cepat dari sejumlah besar udara akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea, pada saat ini glotis secara refleks sudah terbuka. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya, berkisar antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional. Ada dua manfaat utama dihisapnya volume yang besar (di atas kapasitas residu fungsional). Pertama, volume yang besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret (mekanisme pembersihan) akan lebih mudah.
Setelah udara di inspirasi, maka mulailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup selama 0,2 detik. Pada masa ini, tekanan di paru dan abdomen akan meningkat sampai 50-100 mmHg. Tertutupnya glotis merupakan ciri khas batuk, yang membedakannya dengan manuver ekspirasi paksa lain karena akan menghasilkan tenaga yang berbeda. Tekanan yang didapatkan bila glotis tertutup adalah 10 sampai 100% lebih besar daripada cara ekspirasi paksa yang lain.

Description: Description: Description: cough phases.jpg
Gambar 2. Fase Batuk
Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan saluran napas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Arus udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 30¬50 detik setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus yang menetap. Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per menit, dan pada fase ini dapat dijumpai pengurangan diameter trakea sampai 80%.
Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

Fase ekspirasi/ ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.

Penyebab Batuk
Batuk secara garis besarnya dapat disebabkan oleh rangsang sebagai berikut:
- Rangsang inflamasi seperti edema mukosa dengan sekret trakeobronkial yang banyak.
- Rangsang mekanik seperti benda asing pada saluran nafas seperti benda asing dalam
   saluran nafas, post nasal drip, retensi sekret bronkopulmoner.
- Rangsang suhu seperti asap rokok ( merupakan oksidan ), udara panas/ dingin, inhalasi gas.
- Rangsang psikogenik.

Beberapa penyebab batuk
Iritan
- Rokok
- Asap
- SO2
- Gas di tempat kerja
Mekanik
- Retensi sekret bronkopulmoner
- Benda asing dalam saluran nafas
- Post nasal drip
- Aspirasi
Penyakit Paru Obstruktif
- Bronkitis kronis
- Asma
- Emfisema
- Firbrosis kistik
- Bronkiektasis
Penyakit Paru Restriktif
- Pneumokoniosis
- Penyakit kolagen
- Penyakit granulomatosa
Infeksi
- Laringitis akut
- Bronkitis akut
- Pneumonia
- Pleuritis
- Perikarditis
Tumor
- Tumor laring
- Tumor paru
Psikogenik
Lain-lain
 
Refrensi :
Guyton,et all 2008 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta:ECG
Kumar, Vinay,et all. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta :EGC





1 komentar:

Anonim mengatakan...

Penjelasan mengenai mekanisme dan refleks batuk apakah dr guyton juga? Kalau blh tahu halaman berapa ya? Terima kasih sblmnya

Posting Komentar