DEFINISI
Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks
yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan
untuk membantu membersihkan saluran pernapasan dari lender besar, iritasi,
partikel asing dan mikroba. Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang
melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu.
Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang
alamiah untuk menjaga agar jalan napas tetap bersih dan terbuka dengan jalan
mencegah masuknya benda asing ke saluran napas dan mengeluarkan benda asing
atau secret yang abnormal dari dalam saluran napas. Batuk menjadi tidak
fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali
merupakan tanda suatu penyakit didalam atau diluar paru dan kadang-kadang
merupakan gejala dini suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui udara
(air bone infection). Penyebabnya beragam dan pengenalan patofisiologi batuk
akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan batuk.
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan benda asing dari saluran napas. Batuk juga membantu melindungi
paru dari aspirasi yaitu masuknya benda asing dari saluran cerna atau saluran
napas bagian atas.
Yang dimaksud saluran
napas mulai dari tenggorokan, trachea, bronchus, bronkhioli sampai ke jaringan
paru.
Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran
pernapasan. Batuk bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan manifestasi
dari penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit yang bisa menyebabkan
batuk sangat banyak sekali mulai dari infeksi, alergi, inflamasi bahkan
keganasan.
JENIS-JENIS
BATUK
Jenis-jenis batuk berdasarkan waktu
:
1. Akut
Akut
merupakan fase awal dan masih mudah buat sembuh. Jangka waktunya kurang dari
tiga minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran
nafas atas.
2. Sub akut
Subakut
adalaha fase peralihan dari akut akan menjadi kronis. Dikatagorikan subakut
bila batuk sudah 3-8 minggu. Terjadi karena gangguan epitel.
3. Kronis
Kronis
adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran nafas atas
dan terjadi lebih dari delapan minggu. Batuk kronis biasanya adalah tanda atau
gejala adanya penyakit lain yang lebih berat. Banyak penyakit berat yang
ditandai dengan batuk kronis, misalnya asma, TBC, gangguan refluks lambung,
penyakit paru obstruksi kronis, sampai kanker paru-paru. Untuk itu, batuk
kronis harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan diatasi
dengan penyebab itu.
BERDASARKAN SEBABNYA :
1. Batuk Berdahak
Yaitu
batuk yang terjadi karena adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak lebih
sering terjadi pada saluran napas yang peka terhadap paparan debu, lembab
berlebihan, alergi, dan sebagainya. Batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan zat-zat asing dari saluran napas. Termasuk dahak. Batuk ini
terjadi dalam waktu yang relative singkat
Pada
batuk berdahak produksi dahak meningkat dan kekentalannya juga meningkat
sehingga sukar dikeluarkan ditambah terganggunya bulu getar bronchii (sillia)
yang bertugas mengeluarkan dahak sehingga diperlukan obat yang biasanya juga
merangsang terjadinya batuk supaya terjadi pengeluaran dahak.
2. Batuk Kering
Batuk
ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang
timbulnya batuk.
Batuk
ini menganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat memecahkan
pembuluh darah pada mata.
3. Batuk yang khas
· Batuk
rejan. Batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang
dan suara parau.
· Batuk
penyakit TBC. Berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali,
kadang seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.
· Batuk
karena asma. Sehabis serangan asma lender banyak dihasilkan. Lender inilah yang
merangsang timbulnya batuk
· Batuk
karena penyakit jantung lemah. Darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan
paru-paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang
timbulnya batuk.
· Batuk
karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu bila kerusakan
paru-paru semakin luas, batuk semakin bertambah.
· Batuk
karena kemasukan benda asing. Pada saat saluran pernapasan berusaha
mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk.
Mekanisme Terjadinya Batuk
Mekanisme batuk dan refleks batuk
Mekanisme
batuk dapat dicetuskan secara volunter atau refleksif. Sebagai reflek defensif,
batuk mempunyai jaras aferen dan aferen. Jaras aferen termasuk reseptor di
dalam serabut sensorik saraf trigeminus, glosofaringeus, laringeus superius dan
vagus. Jaras aferen termasuk saraf laringeus rekuren (yang menyebabkan
penutupan glotis) dan saraf spinalis (yang menyebabkan kontraksi otot-otot
abdominal dan toraks). Urutan batuk terdiri dari stimulus yang sesuai yang
memulai inspirasi dalam. Keadaan ini diikuti oleh penutupan glotis, relaksasi
diagfragma, dan kontraksi otot melawan glotis yang tertutup sehingga
menghasilkan tekanan dalam jalan napas dan intratoraks positif maksimal.
Tekanan intratoraks positif ini menyebabkan penyempitan trakea, yang
ditimbulkan oleh lipatan kedalam membrana postperior yang lebih lentur. Begitu
glotis terbuka, kombinasi perbedaan tekanan yang besar antara jalan napas dan
atmosfer yang disertai penyempitan trakea ini menyebabkan laju aliran melalui
trakea mendekati kecepatan suara. Tekanan pembersihan yang timbul membantu
eliminasi mukus dan benda-benda asing. Sirkuit pendek trakeostomi dan tuba
endotrakeal mencegah penutupan glotis. Oleh karena itu, keduanya menurunkan
aktivitas mekanisme batuk.
1.
Inspirasi
2.
Terjadi inspirasi dalam untuk
meningkatkan volume gas yang terinhalasi. Semakin dalam inspirasi semakin
banyak gas yang terhirup, teregang otot-otot napas dan semakin meningkat
tekanan positif intratorakal.
3.
Kompresi
Terjadi penutupan glotis setelah udara terhirup pada fase inspirasi.
Penutupan glotis kira-kira berlangsung selama 0.2 detik. Tujuan penutupan
glotis adalah untuk mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal
besar. Pada keadaan ini terjadi pemendekan otot ekspirasi dengan akibat
kontraksi otot ekspirasi, sehingga akan meningkatkan tekanan intratorakal dan
juga intra abdomen.
4.
Ekspirasi(eksplusif)
Pada fase ini glotis dibuka, dengan terbukanya glotis dan adanya
tekanan intratorakal dan intra abdomen yang tinggi maka terjadilah proses
ekspirasi yang cepat dan singkat (disebut juga ekspulsif). Derasnya aliran
udara yang sangat kuat dan cepat maka terjadilah pembersihan bahan-bahan yang
tidak diperlukan seperti mukus dll.
5.
Relaksasi
Terjadi relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasi dapat
terjadi singkat ataupun lama tergantung rangsangan pada reseptor batuk
berikutnya.
Mekanisme Terjadinya Batuk
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi
menjadi 4 fase yaitu fase iritasi, inspirasi, kompresi, dan ekspulsi
(ekspirasi). Secara singkat batuk dimulai ketika suatu zat atau benda asing
mencapai salah satu reseptor batuk di hidung, tenggorokan, atau dada. Reseptor
tersebut kemudian menyampaikan pesan ke pusat batuk di otak yang memberi
perintah untuk batuk. Lalu hidung menghirup napas, epiglotis dan pita suara menutup
rapat sehingga udara dalam paru-paru terjebak. Otot perut dan dada akan
berkontraksi dengan kuat sambil menekan sekat rongga tubuh. Akhirnya epiglotis
akan membuka dengan tiba-tiba, dan udara yang terjebak tadi mendadak keluar,
maka terjadilah batuk.
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk.
Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam
maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain
terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan
semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar
reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus.
Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus,
sinus paranasalis, pericardial, dan diafragma.
Gambar 1. Skema Anatomi Refleks Batuk
Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus
yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan
juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus
trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring
dan
nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma.
Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut afferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian terjadi.
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :
Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut afferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian terjadi.
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :
Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di
laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus
glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk
di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar
dirangsang.
Fase inspirasi
Fase inspirasi
Fase inspirasi glotis secara refleks terbuka
lebar, dimulai dengan inspirasi dalam dan cepat dari sejumlah besar udara akibat kontraksi otot abduktor
kartilago aritenoidea, pada saat ini glotis secara refleks sudah terbuka. Hal ini disertai terfiksirnya iga
bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi
lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Volume
udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya, berkisar antara 200 sampai
3500 ml di atas kapasitas residu fungsional. Ada dua manfaat utama dihisapnya
volume yang besar (di atas kapasitas residu fungsional). Pertama, volume yang
besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi
yang lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil
rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret (mekanisme pembersihan) akan lebih
mudah.
Setelah udara di inspirasi, maka mulailah
fase kompresi dimana glotis akan tertutup selama 0,2 detik. Pada masa ini,
tekanan di paru dan abdomen akan meningkat sampai 50-100 mmHg. Tertutupnya
glotis merupakan ciri khas batuk, yang membedakannya dengan manuver ekspirasi
paksa lain karena akan menghasilkan tenaga yang berbeda. Tekanan yang
didapatkan bila glotis tertutup adalah 10 sampai 100% lebih besar daripada cara
ekspirasi paksa yang lain.
Gambar 2. Fase Batuk
Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka
dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan
saluran napas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita
kenal. Arus udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 30¬50 detik
setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus yang menetap.
Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per
menit, dan pada fase ini dapat dijumpai pengurangan diameter trakea sampai 80%.
Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya
glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup
selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O
agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik
setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena
otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis
tetap terbuka.
Fase ekspirasi/ ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara
tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah
pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai
dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis,
otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam
fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk
sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau
getaran pita suara.
Penyebab Batuk
Penyebab Batuk
Batuk secara garis besarnya dapat
disebabkan oleh rangsang sebagai berikut:
- Rangsang inflamasi seperti edema mukosa dengan sekret trakeobronkial yang banyak.
- Rangsang mekanik seperti benda asing pada saluran nafas seperti benda asing dalam
- Rangsang inflamasi seperti edema mukosa dengan sekret trakeobronkial yang banyak.
- Rangsang mekanik seperti benda asing pada saluran nafas seperti benda asing dalam
saluran nafas,
post nasal drip, retensi sekret bronkopulmoner.
- Rangsang suhu seperti asap rokok ( merupakan oksidan ), udara panas/ dingin, inhalasi gas.
- Rangsang psikogenik.
- Rangsang suhu seperti asap rokok ( merupakan oksidan ), udara panas/ dingin, inhalasi gas.
- Rangsang psikogenik.
Beberapa penyebab batuk
Iritan
- Rokok
- Rokok
- Asap
- SO2
- Gas di tempat kerja
Mekanik
- Retensi sekret bronkopulmoner
- Benda asing dalam saluran nafas
- Post nasal drip
- Aspirasi
Penyakit Paru Obstruktif
- Bronkitis kronis
- Asma
- Emfisema
- Firbrosis kistik
- Bronkiektasis
Penyakit Paru Restriktif
- Pneumokoniosis
- Penyakit kolagen
- Penyakit granulomatosa
Infeksi
- Laringitis akut
- Bronkitis akut
- Pneumonia
- Pleuritis
- Perikarditis
Tumor
- Tumor laring
- Tumor paru
Psikogenik
Lain-lain
Refrensi
:
Guyton,et
all 2008 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta:ECG
Kumar,
Vinay,et all. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta :EGC
1 komentar:
Penjelasan mengenai mekanisme dan refleks batuk apakah dr guyton juga? Kalau blh tahu halaman berapa ya? Terima kasih sblmnya
Posting Komentar