ini emang baru jas lab, tapi suatu saat nanti ini bakal gue ganti dengan snelli |
Jumat, 25 April 2014
second home
ASRAMA PUTRI KEDOKTERAN Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cempaka Putih.
sedikit mau share tentang asrama gue sama temen temen sekamar gue ehehe
yang gue mau share juga sebenernya bukan kamar asli gue, tapi gue tidur belajar ngegosip curhatnya ya di kamar ini selain sekamar suka pink anak anaknya juga yaaaa lumayan asik.
taraaaaaa!!!!!
ini temen temen sekamar gue ada vita rani hestin syifa tari sally, yang 4 orang anak SnS yaaa mereka sekamar jugaaaa ehehe
sedikit mau share tentang asrama gue sama temen temen sekamar gue ehehe
yang gue mau share juga sebenernya bukan kamar asli gue, tapi gue tidur belajar ngegosip curhatnya ya di kamar ini selain sekamar suka pink anak anaknya juga yaaaa lumayan asik.
Ruang Tengah
belajar bareng anak kamar
kamar
(sebelum renovasi)
(sesudah renovasi)
taraaaaaa!!!!!
ini temen temen sekamar gue ada vita rani hestin syifa tari sally, yang 4 orang anak SnS yaaa mereka sekamar jugaaaa ehehe
INFLUENZA
Definisi
Influenza
merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh
demam , menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit
tenggorok dan batuk yang non produktif. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari
dan biasanya sembuh sendiri.
Jenis-Jenis virus influenza
- Influenzavirus A
- Influenzavirus B
- Influenzavirus C
Virus influenza A
Genus ini memiliki
satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar merupakan inang alamiah
untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan
pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada
peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza
manusia.
Virus tipe A merupakan patogen
manusia paling virulen di antara ketiga tipe influenza dan menimbulkan penyakit
yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa
serotipe-serotipe yang berbeda
berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus ini.[22]
Serotipe yang telah dikonfirmasi pada manusia, diurutkan berdasarkan jumlah
kematian pandemi pada manusia, adalah:
- H1N1, yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918, dan Flu Babi pada tahun 2009
- H2N2, yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957
- H3N2, yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968
- H7N7, yang memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa[23]
- H1N2, endemik pada manusia, babi, dan unggas
- H9N2
- H7N2
- H7N3
- H10N7
·
Flu
Babi Pengertian Flu babi (Swine
Influenza) adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus
Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Babi dapat menampung virus
flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut
bertukar gen dan menciptakan galur pandemik. Struktur virus Flu Babi
Penyebaran virus flu babi Rute utama penularan adalah melalui kontak
langsung antara hewan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi Ini kontak dekat
sangat umum selama transportasi hewan. Pentransferan virus antara babi yang
satu dengan yang lainnya mungkin terjadi baik oleh babi, menyentuh hidung, atau
melalui lendir kering. Virus ini biasanya menyebar dengan cepat melalui
kawanan, menginfeksi semua babi hanya dalam beberapa hari
·
Cara
Memastikan Infeksi Flu Babi Pada Babi Virus flu babi umumnya ketika
menginfeksi babi memperlihatkan gejala seperti
demam, batuk(menggonggong), keluar dari hidung atau mata, bersin, kesulitan
bernapas, mata merah dan berair dan penolakan untuk makan.Beberapa babi mungkin
terinfeksi tapi tidak memperlihatkan tanda-tanda suspect, selain itu virus ini
di temukan jarang membunuh babi dan kebanyakan wabah terjadi selama musim gugur
dan musim dingin akhir seperti infeksi flu musiman pada manusia
·
Tanda dan Gejala Menurut Pusat Pengawasan dan Menurut
Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala Serikat,
gejala Pencegahan Penyakit di Amerika influenza ini mirip dengan mirip dengan
influenza. influenza ini influenza. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada
Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh,
kepala,tubuh, kepala, panas kerongkongan, sakit pada panas dingin, dan lemah
lesu. Beberapa penderita dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga
melaporkan buang air besar dan muntah- dan muntahjuga melaporkan buang air
besar muntah. muntah.
·
Cara Pencegahan Penyebaran virus flu
babi dapat dicegah dengn cara hidup
sehat. Misalnya : Mencuci tangan setelah kontak dengan binatang , Mencuci
tangan dengan sabun sehabis bepergian atau keluar rumah, Memasak dengan kondisi
panas lebih dari 600C, Menggunakan masker untuk menutupi mulut dan hidung jika
Anda flu, atau berada di hewan yang flu, Sistem ventilasi yang tepat di rumah
maupun kandang binatang , Melakukan penyemprotan kandang dengan disinfektan
·
Cara Penanganan Jika ada orang di sekitar kita
mengalami gejala seperti disebutkan tadi, sebaiknya segera dibawa ke dokter.
Karena belum ada vaksin untuk penyakit yang satu ini, biasanya dokter akan
memberikan infuse untuk mengganti asupan makanan. Selain itu diberi obat
seperti Amantadine, Rimantadine, dan Oseltamivir. Untuk mencegah penularan
virus ini, penderita akan ditempatkan di ruang khusus.
·
Penyakit
Flu Burung
·
Flu Burung Pengertian Flu burung (avian influenza) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus awalnya hanya menyerang burung, unggas dan
kandang sapi-babi, kemudian oleh proses mutasi genetik juga menyerang manusia.
Flu burung disebabkan oleh virus Influenza A subtipe H5N1. Bentuk virus Flu
Burung
·
Proses penularan kepada manusia Unggas yang
terinfeksi, mengeluarkan lendir dari mulut atau hidung atau kotorannya.
Unggas-unggas yang lain rentan terkena kontaminasi karena pada umumnya ungags
hidup berkelompok, sehingga sangat mudah untuk menularkan dari satu ke yang
lain. Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan
kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui
kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat
peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak. Unggas yang sudah
dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati
dengan pemanasan 80° lebih dari satu menit.
·
Ciri-Ciri Manusia yang Terkena Flu
Burung Demam
tinggi (lebih dari 38 derajat Celsius) Sakit kepala, Batuk-pilek, Sakit
tenggorokan, Nyeri otot, Lemas, Tidak nafsu makan, Muntah, Nyeri perut, Nyeri
sendi, Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
·
Ciri-Ciri
Unggas yang Terkena Flu Burung Mata menjadi putih (pada unggas / itik)
Nafsu makan berkurang Lemas, kejang, jengger yang bengkak dan biru Leher terputar
Bintik-bintik perdarahan di kaki Keluar cairan jernih sampai kental di mata,
hidung dan mulut ,Mencret yang berlebihan , Gangguan pernafasan ,Kematian.
·
Cara Pencegahan Flu Burung
Hindari berkunjung ke tempat peternakan/pemotongan/penjualan unggas.
Hindari memelihara burung/unggas dekat rumah tinggal Sering mencuci tangan
dengan sabun atau antiseptic Masak daging/telur unggas sampai suhu mencapai 80
derajat Celsius, minimal 1 menit. Jalankan pola hidup sehat supaya daya tahan
tubuh kuat Vaksinasi Jangan menyentuh secara langsung unggas yang sudah mati,
kotoran maupun jeroannya. Apabila muncul gejala-gejala yang menyerupai gejala
terjangkitnya virus flu burung, harap langung dibawa ke rumah sakit terdekat
dan terpercaya untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan.
·
Cara Pengobatan Flu Burung
Obat untuk menghilangkan gejala/simptomatis yaitu menurunkan demam,
nyeri, batuk, pilek Obat antivirus yaitu
Oseltamivir (Tamiflu) adalah sebuah obat antiviral, sebuah inhibitor
neuraminidase yang digunakan dalam penanganan influensa A dan B, dan banyak
dikenal sebagai obat yang dianjurkan untuk menangani flu burung. Oseltamivir
dikembangkan oleh Gilead Sciences dan saat ini dijual oleh Roche dengan merek
dagang Tamiflu.Zanamivir.
Virus influenza B
Genus ini memiliki
satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara eksklusif
hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A. Hewan
lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut
dan musang.
Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe
Adan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu
serotipe influenza B.Karena tidak terdapat keragaman antigenik,
beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia
muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat
kekebalan permanen menjadi tidak mungkin.Perubahan antigen yang lambat,
dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen
antarspesies), membuat pandemi influenza B tidak terjadi.
Virus influenza C
Genus ini memiliki
satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi,
kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza
C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan
penyakit ringan pada anak-anak.
Epidemiologi
Influenza
merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan masyarakat.
Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat
muda dan orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Jugas pasien
yang berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau gangguan metabolic endokrin dapat meninggal akibat
penyakit yang dikenal sebagai tidak berbahaya ini. Salah satu komplikasi yang
serius ada pneumonia bacterial. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi
pada musim dingin di Negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di
Negara tropic.
Pada
saat ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda pandemic oleh
influenza 2-3 tahun sekali. Jumlah kematian pada pandemic ini dapat mencapai
puluhan ribu orang dan jauh lebih tinggi daripada angka-angka pada keadaan non
epidemic.
Reservoir
penyakit influenza adalah manusia sendiri. DIduga bahwa reservoir hewan seperti
babi, kuda dan burung memegang peran penting sebagai penyebab terjadinya strain
virus influenza yang baru, karena terjadinya rekombinasi gen dengan
strain-strain virus lain yang berasal dari manusia. Bebek pada saat ini sudah
dipastikan dapat dihinggapi oleh semua serotype utama virus influenza tipe A
yang total berjumlah30 buah serotype. Penyebaran ini adalah melalui media
tetesan air ( droplet ) pada waktu batuk dan melalui partikel yang berasal dari
secret hidung atau tenggorok yang melayang di udara ( airborne ) terutama di
ruangan-ruangan yang tertutup dan sesak dipenuhi manusia. influenza ditularkan
melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol
yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung
dengan tinja burung atau ingus,
atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi
Etiologi
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B,
dan C. ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test. Tipe A
merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemic. Tipe B biasanya
hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada tipe A dan kadang-kadang
saja sampai mengakibatkan epidemic. Tipe C adalah tipe yang diragukan
patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja.
Virus penyebab influenza merupakan suatu orthomyxovirus golongan RNA dan
berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas untuk myxo
atau musin.
Struktur
antigenic virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa : antigen
S ( atau soluble antigen ) , hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S yang
merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen
ini spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin menonjol keluar dari
selubung virus dan memegang peran pada imunitas terhadap virus. Neuramidase
juga menonjol keluar dari selubung virus
dan hanya memegang peran yang minim pada imunitas. Selubung inti virus berlapis
matriks protein sebelah dalam dan membrane lemak di sebelah luarnya.
Patogenesis
Transmisi
virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus
respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa
virus tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10
virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan menderita
influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk
kedalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel
virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan
langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Virus influenza dapat
mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen lipopoli-sakarida kuman
Gram-negatif (-). Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari
(rata-rata dua hari). Pada orang dewasa,
sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga
lima hari setelah mulainya penyakit ini.
Anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan
anak-anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza kira-kira enam
hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini. Para penderita imunocompromise dapat
menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan.
Pada
avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus dapat
tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki
alveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus selanjutnya akan melekat pada
epitel permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel
tersebut. Replikasi virus terjadi selama
4-6 jam sehingga dalam waktu 10 jam singkat virus dapat menyebar ke sel-sel di
dekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi
yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan
membengkak dan intinya mengkerut dan kemudian mengalami piknosis. Bersamaan
dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan terbentuk
badan inklusi.
Diagnosis
Diagnosis
pasti penyakit influenza dapat diperoleh melalui isolasi virus maupun melalui
pemeriksaan serologis. Untuk mengisolasi virus diperlukan usap tenggorok atau
usap hidung dan harus diperoleh sedini mungkin biasanya pada hari-hari pertama
sakit. Diagnosis serologis dapat diperoleh melalui uji fiksasi komplemen atau
inhibisi hemaglutinasi. Akan dapat ditunjukkan kenaikan titer sebanyak 4 kali
antara serum pertama dengan serum konvalesen atau satu titer tunggal yang
tinggi. Pada saat ini antiinfluenza igM juga digunakan di beberapa tempat.
Diagnosis cepat lainnya dapat juga diperoleh dengan pemeriksaan antibody
fluoresen yang khusus tersedia untuk tipe virus influenza A. PCR dan RT-PCR
sangat berguna untuk diagnosa cepat virus lainnya yang dapat pula menyerang
saluran nafas antara lain adeno-virus, parainfluenza virus, rinovirus,
respiratory syncytial virus, cytomegalovirus dan enterovirus. Keterlibatan
berbagai jenis virus ini dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan serologis atau
dengan isolasi langsung.
Penatalaksanaan
Medikamentosa Pasien
dapat diobati secara simtomatik. Obat oseltamivir 2x75 mg sehari selama 5 hari
akan memperpendek masa sakit dan mengurangi keperluan tambah antimikroba untuk
infeksi bakteri sekunder. Zanavimir dapat diberikan local secara inhalasi,
makin cepat obat diberikan makin baik. Untuk kasus dengan komplikasi yang
sebelumnya mungkin menderita bronchitis kronik, gangguan jantung atau penyakit
ginjal dapat diberikan antibiotic. Penderita dengan bronkopnumonia sekunder
memerlukan oksigen. Pneumonia stafilokokus sekunder harus diberantas dengan
antibiotika yang tahan beta-laktamase dan kortikosteroid dalam dosis tinggi.
Non-medikamentosa yaitu
dengan pemberian makanan dan minuman yang bergizi. Bila perlu, konsumsi
supplemen vitamin untuk memenuhi kebutuhan tubuh, serta istirahat yang cukup.
Minum cairan yang cukup seperti air putih, sari buah, atau minuman hangat
lainnya dapat membantu mempermudah pengeluaran lendir di saluran nafas.
Pencegahan
Infeksi dengan virus
influenza akan memberikan kekebalan terhadap reinfeksi dengan virus yang
homolog. Karena sering terjadi perubahan akibat mutasi gen, antigen pada virus
influenza akan berubah, sehingga seorang masih mungkin diserang berulang kali
dengan galur (strain) virus influenza yang telah mengalami perubahan ini.
Kekekabalan yang diperoleh melalui vaksinasi terdapat pada sekitar 70%. Vaksin
influenza mengandung virus subtype A dan B saja karena subtype C tidak
berbahaya. Diberikan 0,5 ml subkutan atau intramuskuler. Vaksin ini dapat
mencegah terjadinya mixing dengan virus sangat pathogen H5N1 yang dikenal
sebagai penyakit avian influenza atau flu burung. Nasal spray flu vaccine (
live attenunatted influenza vaccine ) dapat juga digunakan untuk pencegahan flu
pada usia 5-50tahun dan tidak sedang hamil. Vaksinasi perlu diberikan 3 sampai
4 minggu sebelum terserang influenza. Karena terjadi perubahan-perubahan pada
virus maka pada permulaan wabah influenza biasanya hanya tersedia vaksin dalam
jumlah terbatas dam vaksinasi dianjurkan hanya untuk beberapa golongan masyarakat
tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dengan kemungkinan
komplikasi yang fatal. Infeksi virus influenza sebelumnya akan memberikan
kekebalan terhadap reinfeksi dengan virus yang homolog. Karena sering terjadi
perubahan akibat mutasi gen, maka anti gen pada virus influenza akan berubah,
sehingga seorang masih mungkin diserang berulang kali dengan strain-strain
virus influenza yang telah mengalami perubahan ini. Kekebalan yang didapat
melalui vaksinasi terdapat pada sekitar 70%. Vaksinasi diberikan 3 atau 4
minggu sebelum terserang influenza. Golongan yang memerlukan vaksin antara lain
penderita dengan penyakit kardiorespiretorik
yang kronik, penderita dengan gangguan metabolik endokrin, dan pada
penderita usia lanjut. Pencegahan dengan kemoprofilaksis untuk mereka yang
tidak dapat diberikan vaksinasi karena menderita alergi terhadap protein dalam
telur dapat diusahakan dengan pemberian amantadin HCl 100 mg 2 kali sehari.
Meluasnya penyebaran penyakit ini dalam masyarakat dapat dicegah dengan
meningkatkan tingkah laku higienik perorangan.
Referensi :
Buku ajar ,
Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jilid III Edisi IV
SINUSITIS
Definisi
Sinusitis adalah suatu
peradangan yang terjadi pada sinus. Sinus sendiri adalah rongga udara yang
terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus
adalah untuk menjaga kelembapan hidung & menjaga pertukaran udara di daerah
hidung.
Peradangan mukosa sinus dapat berupa sinusitis
maksilaris, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sfenoid. Bila
yang terkena lebih dari satu sinus disebut multisinusitis, dan bila semua sinus
terkena disebut pansinusitis.
Ada delapan sinus
paranasal, empat buah pada masing-masing sisi hidung yaitu:
a. Sinus Frontal, terletak di atas
mata dibagian tengah dari masing-masing alis.
b. Sinus Maxillary,
terletak diantara tulang pipi, tepat disamping hidung.
c. Sinus Ethmoid,
terletak diantara mata, tepat di belakang tulang hidung.
d. Sinus Sphenoid,
terletak dibelakang sinus ethmoid dan dibelakang mata.
Semua sinus ini
dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan mukosa hidung, berisi udara dan
semua bermuara di rongga hidung melalui ostium masing-masing.
Fungsi sinus paranasal adalah :
Membentuk pertumbuhan wajah karena di
dalam sinus terdapat rongga udara sehingga bisa untuk perluasan. Jika tidak
terdapat sinus maka pertumbuhan tulang akan terdesak.
Sebagai pengatur udara (air
conditioning).
Peringan cranium.
Resonansi suara.
Membantu produksi mukus.
Epidemiologi
Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung
dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau
sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit.Penelitian Darmawan dkk
tahun 2005, jumlah penderita rinosinusitis pada anak di RSCM Jakarta tahun
1998-2004 adalah 163 orang, terdiri dari 90 lelaki(55,2%) dan 73 perempuan
(44,8%). Kelompok umur terbanyak yaitu >6 tahun 113 orang (69,3%) dan
manifestasi klinis terbanyak adalah batuk 152 orang (93,3%).Asma ditemukan pada
84 orang (51,5%) dan rinitis alergi 44 orang (27%).
Di bagian THT RS dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar dilaporkan
tindakan bedah sinus endoskopi fungsional pada periode Januari 2005-Juli 2006
yaitu 21 kasus atas indikasi rinosinusitis, 33 kasus pada polip hidung disertai
rinosinusitis dan 30 kasus atas indikasi rinosinusitis dan septum deviasi.
Sedangkan di klinik THT-KL RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jumlah
kunjungan
pasien rinosinusitis
kronik pada tahun 2006, dicatat sebanyak 1.152 kasus, dimana
816 kasus
(71%) merupakan kasus lama yang mengalami kekambuhan.
Etiologi
Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau
kurang)
maupun
kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai
berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun).
Penyebab
sinusitis akut:
o Infeksi
virus
-
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan
bagian
atas (misalnya pilek).
o Bakteri
- Di
dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan
normal
tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus
influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase
dari
sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang
sebelumnya
tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam
sinus,
sehingga terjadi infeksi sinus akut.
o Infeksi
jamur
- Kadang
infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan
jamur
yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada
orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi
alergi
terhadap jamur.
o
Peradangan menahun pada saluran hidung.
- Pada
penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya
pada
penderita rinitis vasomotor.
o
Penyakit tertentu.
-
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan
dan
penderita
kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
Penyebab
sinusitis kronis:
o Asma
o
Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)
o
Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.
Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
a. Drainage
1. Dengan
pemberian obat, yaitu dekongestan local seperti efedrin
1%(dewasa) ½%(anak) dan
dekongestan oral sedo efedrin 3 X 60 mg.
2. Surgikal
dengan irigasi sinus maksilaris.
b. Pemberian antibiotik dalam 5-7 hari (untuk
Sinusitis akut) yaitu:
1. Ampisilin 4 X 500 mg
2. Amoksilin 3 x 500 mg
3. Sulfametaksol=TMP
(800/60) 2 x 1tablet
4. Diksisiklin 100
mg/hari.
c. Pemberian obat simtomatik. Contohnya
parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.
d. Untuk Sinusitis kronis, bisa dengan:
1. Cabut
geraham atas bila penyebab dentogen
2. Irigasi
1 x setiap minggu (10-20)
3. Operasi
Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi).
2) Penatalaksanaan
Pembedahan
a. Radikal
1. Sinus
maksila dengan operasi Cadhwell-luc.
2. Sinus
ethmoid dengan ethmoidektomi.
3. Sinus
frontal dan sfenoid dengan operasi Killian.
b. Non Radikal
Bedah Sinus Endoskopik
Fungsional (BSEF). Prinsipnya dengan membuka dan membersihkan daerah kompleks
ostiomeatal.
Pencegahan
Kekambuhan dapat dicegah sehingga pasien tidak
perlu mengalami perburukan gejala sinusitis kronik.Usaha pencegahan seperti
irigasi nasal dengan menggunakan salin, manajemen pada penyakit yang mengikuti,
menaikkan tingkat kebersihan untuk menjaga higienisitas sehingga mencegah infeksi
sekunder.
Patofisiologi
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi
ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek
osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial
dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama
udara pernafasan.
Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM
mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini
menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya
ostium. Hal ini menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang
menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal
yang ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis
non bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan.
Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk
dalam sinus ini akan menjadi media yang paten untuk tumbuh dan multiplikasi
bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut
bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. Jika terapi inadekuat maka
keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan
semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu
hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista.
Alur diagnosis
Pemeriksaan:
a. Inspeksi
Yang diperhatikan adalah pembengkakan di kelopak mata atas
mungkin menunjukkan sinusitis frontal akut.
b. Palpasi
Pada sinusitis frontalis terdapat nyeri tekan pada dasar sinus
frontal, yaitu pada bagian medial atap orbita.
c. Perkusi
Dengan perkusi pada lokasi sinus frontalis yang terinfeksi akan
memberikan rasa nyeri yang hebat 8.
d. Transluminasi (Diaphanoscopia)
Transluminasi pada daerah atap dari orbita jika memberikan
gambaran yang terang menunjukkan sinus frontalis berkembang dengan baik dan
normal, namun jika gambarannya gelap menunjukkan sinus tidak berkembang atau
adanya pus, mukosa yang menebal ataupun terdapatnya neoplasma.
e. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat membantu menegakkan diagnosa
sinusitis frontalis adalah sebagai berikut.
1. Posisi Caldwell
Posisi ini didapt dengan meletakkan hidung dan dahi diatas meja
sedemikian rupa sehingga garis orbito-meatal (yang menghubungkan kantus
lateralis mata dengan batas superior kanalis auditorius eksterna) tegak lurus
terhadap film. Sudut sinar rontgen adalah 15 derajat
karniokaudal dengan titik keluarnya nasion.
2. Posisi Waters
Posisi ini yang paling
sering digunakan. Maksud dari posisi ini adalah untuk memproyeksikan tulang
petrosus supaya terletak dibawah antrum maksila. Hal ini didapatkan dengan
menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan
meja. Bidang yang melalui kantus medial mata dan tragus membentuk sudut lebih
kurang 37 derajat dengan film.proyeksi waters dengan mulut terbuka memberikan
pandangan terhadap semua sinus paranasal.
3. Posisi lateral
Kaset dan film
diletakkan paralel terhadap bidang sagital utama tengkorak.
f. CT-SCAN
Lebih akurat untuk melihat kelainan sinus,
namun harganya lebih mahal.
Referensi:
Soetjipto D,
Mangunkusumo E. Sinus Paranasal. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke lima. Editor:
Soepardi EA, Iskandar
N. Jakarta: Gaya baru; 2001. 115-124
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III
Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Mangunkusumo E,
Soetjipto D. Sinus Paranasal dan Sinusitis, Dalam:
Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala&Leher.
Edisi Keenam. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI; 2009.
Langganan:
Postingan (Atom)
Jumat, 25 April 2014
second home
ASRAMA PUTRI KEDOKTERAN Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cempaka Putih.
sedikit mau share tentang asrama gue sama temen temen sekamar gue ehehe
yang gue mau share juga sebenernya bukan kamar asli gue, tapi gue tidur belajar ngegosip curhatnya ya di kamar ini selain sekamar suka pink anak anaknya juga yaaaa lumayan asik.
taraaaaaa!!!!!
ini temen temen sekamar gue ada vita rani hestin syifa tari sally, yang 4 orang anak SnS yaaa mereka sekamar jugaaaa ehehe
sedikit mau share tentang asrama gue sama temen temen sekamar gue ehehe
yang gue mau share juga sebenernya bukan kamar asli gue, tapi gue tidur belajar ngegosip curhatnya ya di kamar ini selain sekamar suka pink anak anaknya juga yaaaa lumayan asik.
Ruang Tengah
belajar bareng anak kamar
kamar
(sebelum renovasi)
(sesudah renovasi)
taraaaaaa!!!!!
ini temen temen sekamar gue ada vita rani hestin syifa tari sally, yang 4 orang anak SnS yaaa mereka sekamar jugaaaa ehehe
INFLUENZA
Definisi
Influenza
merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh
demam , menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit
tenggorok dan batuk yang non produktif. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari
dan biasanya sembuh sendiri.
Jenis-Jenis virus influenza
- Influenzavirus A
- Influenzavirus B
- Influenzavirus C
Virus influenza A
Genus ini memiliki
satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar merupakan inang alamiah
untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan
pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada
peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza
manusia.
Virus tipe A merupakan patogen
manusia paling virulen di antara ketiga tipe influenza dan menimbulkan penyakit
yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa
serotipe-serotipe yang berbeda
berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus ini.[22]
Serotipe yang telah dikonfirmasi pada manusia, diurutkan berdasarkan jumlah
kematian pandemi pada manusia, adalah:
- H1N1, yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918, dan Flu Babi pada tahun 2009
- H2N2, yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957
- H3N2, yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968
- H7N7, yang memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa[23]
- H1N2, endemik pada manusia, babi, dan unggas
- H9N2
- H7N2
- H7N3
- H10N7
·
Flu
Babi Pengertian Flu babi (Swine
Influenza) adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus
Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Babi dapat menampung virus
flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut
bertukar gen dan menciptakan galur pandemik. Struktur virus Flu Babi
Penyebaran virus flu babi Rute utama penularan adalah melalui kontak
langsung antara hewan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi Ini kontak dekat
sangat umum selama transportasi hewan. Pentransferan virus antara babi yang
satu dengan yang lainnya mungkin terjadi baik oleh babi, menyentuh hidung, atau
melalui lendir kering. Virus ini biasanya menyebar dengan cepat melalui
kawanan, menginfeksi semua babi hanya dalam beberapa hari
·
Cara
Memastikan Infeksi Flu Babi Pada Babi Virus flu babi umumnya ketika
menginfeksi babi memperlihatkan gejala seperti
demam, batuk(menggonggong), keluar dari hidung atau mata, bersin, kesulitan
bernapas, mata merah dan berair dan penolakan untuk makan.Beberapa babi mungkin
terinfeksi tapi tidak memperlihatkan tanda-tanda suspect, selain itu virus ini
di temukan jarang membunuh babi dan kebanyakan wabah terjadi selama musim gugur
dan musim dingin akhir seperti infeksi flu musiman pada manusia
·
Tanda dan Gejala Menurut Pusat Pengawasan dan Menurut
Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala Serikat,
gejala Pencegahan Penyakit di Amerika influenza ini mirip dengan mirip dengan
influenza. influenza ini influenza. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada
Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh,
kepala,tubuh, kepala, panas kerongkongan, sakit pada panas dingin, dan lemah
lesu. Beberapa penderita dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga
melaporkan buang air besar dan muntah- dan muntahjuga melaporkan buang air
besar muntah. muntah.
·
Cara Pencegahan Penyebaran virus flu
babi dapat dicegah dengn cara hidup
sehat. Misalnya : Mencuci tangan setelah kontak dengan binatang , Mencuci
tangan dengan sabun sehabis bepergian atau keluar rumah, Memasak dengan kondisi
panas lebih dari 600C, Menggunakan masker untuk menutupi mulut dan hidung jika
Anda flu, atau berada di hewan yang flu, Sistem ventilasi yang tepat di rumah
maupun kandang binatang , Melakukan penyemprotan kandang dengan disinfektan
·
Cara Penanganan Jika ada orang di sekitar kita
mengalami gejala seperti disebutkan tadi, sebaiknya segera dibawa ke dokter.
Karena belum ada vaksin untuk penyakit yang satu ini, biasanya dokter akan
memberikan infuse untuk mengganti asupan makanan. Selain itu diberi obat
seperti Amantadine, Rimantadine, dan Oseltamivir. Untuk mencegah penularan
virus ini, penderita akan ditempatkan di ruang khusus.
·
Penyakit
Flu Burung
·
Flu Burung Pengertian Flu burung (avian influenza) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus awalnya hanya menyerang burung, unggas dan
kandang sapi-babi, kemudian oleh proses mutasi genetik juga menyerang manusia.
Flu burung disebabkan oleh virus Influenza A subtipe H5N1. Bentuk virus Flu
Burung
·
Proses penularan kepada manusia Unggas yang
terinfeksi, mengeluarkan lendir dari mulut atau hidung atau kotorannya.
Unggas-unggas yang lain rentan terkena kontaminasi karena pada umumnya ungags
hidup berkelompok, sehingga sangat mudah untuk menularkan dari satu ke yang
lain. Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan
kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui
kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat
peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak. Unggas yang sudah
dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati
dengan pemanasan 80° lebih dari satu menit.
·
Ciri-Ciri Manusia yang Terkena Flu
Burung Demam
tinggi (lebih dari 38 derajat Celsius) Sakit kepala, Batuk-pilek, Sakit
tenggorokan, Nyeri otot, Lemas, Tidak nafsu makan, Muntah, Nyeri perut, Nyeri
sendi, Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
·
Ciri-Ciri
Unggas yang Terkena Flu Burung Mata menjadi putih (pada unggas / itik)
Nafsu makan berkurang Lemas, kejang, jengger yang bengkak dan biru Leher terputar
Bintik-bintik perdarahan di kaki Keluar cairan jernih sampai kental di mata,
hidung dan mulut ,Mencret yang berlebihan , Gangguan pernafasan ,Kematian.
·
Cara Pencegahan Flu Burung
Hindari berkunjung ke tempat peternakan/pemotongan/penjualan unggas.
Hindari memelihara burung/unggas dekat rumah tinggal Sering mencuci tangan
dengan sabun atau antiseptic Masak daging/telur unggas sampai suhu mencapai 80
derajat Celsius, minimal 1 menit. Jalankan pola hidup sehat supaya daya tahan
tubuh kuat Vaksinasi Jangan menyentuh secara langsung unggas yang sudah mati,
kotoran maupun jeroannya. Apabila muncul gejala-gejala yang menyerupai gejala
terjangkitnya virus flu burung, harap langung dibawa ke rumah sakit terdekat
dan terpercaya untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan.
·
Cara Pengobatan Flu Burung
Obat untuk menghilangkan gejala/simptomatis yaitu menurunkan demam,
nyeri, batuk, pilek Obat antivirus yaitu
Oseltamivir (Tamiflu) adalah sebuah obat antiviral, sebuah inhibitor
neuraminidase yang digunakan dalam penanganan influensa A dan B, dan banyak
dikenal sebagai obat yang dianjurkan untuk menangani flu burung. Oseltamivir
dikembangkan oleh Gilead Sciences dan saat ini dijual oleh Roche dengan merek
dagang Tamiflu.Zanamivir.
Virus influenza B
Genus ini memiliki
satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara eksklusif
hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A. Hewan
lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut
dan musang.
Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe
Adan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu
serotipe influenza B.Karena tidak terdapat keragaman antigenik,
beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia
muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat
kekebalan permanen menjadi tidak mungkin.Perubahan antigen yang lambat,
dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen
antarspesies), membuat pandemi influenza B tidak terjadi.
Virus influenza C
Genus ini memiliki
satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi,
kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza
C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan
penyakit ringan pada anak-anak.
Epidemiologi
Influenza
merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan masyarakat.
Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat
muda dan orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Jugas pasien
yang berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau gangguan metabolic endokrin dapat meninggal akibat
penyakit yang dikenal sebagai tidak berbahaya ini. Salah satu komplikasi yang
serius ada pneumonia bacterial. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi
pada musim dingin di Negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di
Negara tropic.
Pada
saat ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda pandemic oleh
influenza 2-3 tahun sekali. Jumlah kematian pada pandemic ini dapat mencapai
puluhan ribu orang dan jauh lebih tinggi daripada angka-angka pada keadaan non
epidemic.
Reservoir
penyakit influenza adalah manusia sendiri. DIduga bahwa reservoir hewan seperti
babi, kuda dan burung memegang peran penting sebagai penyebab terjadinya strain
virus influenza yang baru, karena terjadinya rekombinasi gen dengan
strain-strain virus lain yang berasal dari manusia. Bebek pada saat ini sudah
dipastikan dapat dihinggapi oleh semua serotype utama virus influenza tipe A
yang total berjumlah30 buah serotype. Penyebaran ini adalah melalui media
tetesan air ( droplet ) pada waktu batuk dan melalui partikel yang berasal dari
secret hidung atau tenggorok yang melayang di udara ( airborne ) terutama di
ruangan-ruangan yang tertutup dan sesak dipenuhi manusia. influenza ditularkan
melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol
yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung
dengan tinja burung atau ingus,
atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi
Etiologi
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B,
dan C. ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test. Tipe A
merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemic. Tipe B biasanya
hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada tipe A dan kadang-kadang
saja sampai mengakibatkan epidemic. Tipe C adalah tipe yang diragukan
patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja.
Virus penyebab influenza merupakan suatu orthomyxovirus golongan RNA dan
berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas untuk myxo
atau musin.
Struktur
antigenic virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa : antigen
S ( atau soluble antigen ) , hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S yang
merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen
ini spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin menonjol keluar dari
selubung virus dan memegang peran pada imunitas terhadap virus. Neuramidase
juga menonjol keluar dari selubung virus
dan hanya memegang peran yang minim pada imunitas. Selubung inti virus berlapis
matriks protein sebelah dalam dan membrane lemak di sebelah luarnya.
Patogenesis
Transmisi
virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus
respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa
virus tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10
virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan menderita
influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk
kedalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel
virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan
langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Virus influenza dapat
mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen lipopoli-sakarida kuman
Gram-negatif (-). Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari
(rata-rata dua hari). Pada orang dewasa,
sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga
lima hari setelah mulainya penyakit ini.
Anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan
anak-anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza kira-kira enam
hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini. Para penderita imunocompromise dapat
menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan.
Pada
avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus dapat
tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki
alveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus selanjutnya akan melekat pada
epitel permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel
tersebut. Replikasi virus terjadi selama
4-6 jam sehingga dalam waktu 10 jam singkat virus dapat menyebar ke sel-sel di
dekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi
yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan
membengkak dan intinya mengkerut dan kemudian mengalami piknosis. Bersamaan
dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan terbentuk
badan inklusi.
Diagnosis
Diagnosis
pasti penyakit influenza dapat diperoleh melalui isolasi virus maupun melalui
pemeriksaan serologis. Untuk mengisolasi virus diperlukan usap tenggorok atau
usap hidung dan harus diperoleh sedini mungkin biasanya pada hari-hari pertama
sakit. Diagnosis serologis dapat diperoleh melalui uji fiksasi komplemen atau
inhibisi hemaglutinasi. Akan dapat ditunjukkan kenaikan titer sebanyak 4 kali
antara serum pertama dengan serum konvalesen atau satu titer tunggal yang
tinggi. Pada saat ini antiinfluenza igM juga digunakan di beberapa tempat.
Diagnosis cepat lainnya dapat juga diperoleh dengan pemeriksaan antibody
fluoresen yang khusus tersedia untuk tipe virus influenza A. PCR dan RT-PCR
sangat berguna untuk diagnosa cepat virus lainnya yang dapat pula menyerang
saluran nafas antara lain adeno-virus, parainfluenza virus, rinovirus,
respiratory syncytial virus, cytomegalovirus dan enterovirus. Keterlibatan
berbagai jenis virus ini dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan serologis atau
dengan isolasi langsung.
Penatalaksanaan
Medikamentosa Pasien
dapat diobati secara simtomatik. Obat oseltamivir 2x75 mg sehari selama 5 hari
akan memperpendek masa sakit dan mengurangi keperluan tambah antimikroba untuk
infeksi bakteri sekunder. Zanavimir dapat diberikan local secara inhalasi,
makin cepat obat diberikan makin baik. Untuk kasus dengan komplikasi yang
sebelumnya mungkin menderita bronchitis kronik, gangguan jantung atau penyakit
ginjal dapat diberikan antibiotic. Penderita dengan bronkopnumonia sekunder
memerlukan oksigen. Pneumonia stafilokokus sekunder harus diberantas dengan
antibiotika yang tahan beta-laktamase dan kortikosteroid dalam dosis tinggi.
Non-medikamentosa yaitu
dengan pemberian makanan dan minuman yang bergizi. Bila perlu, konsumsi
supplemen vitamin untuk memenuhi kebutuhan tubuh, serta istirahat yang cukup.
Minum cairan yang cukup seperti air putih, sari buah, atau minuman hangat
lainnya dapat membantu mempermudah pengeluaran lendir di saluran nafas.
Pencegahan
Infeksi dengan virus
influenza akan memberikan kekebalan terhadap reinfeksi dengan virus yang
homolog. Karena sering terjadi perubahan akibat mutasi gen, antigen pada virus
influenza akan berubah, sehingga seorang masih mungkin diserang berulang kali
dengan galur (strain) virus influenza yang telah mengalami perubahan ini.
Kekekabalan yang diperoleh melalui vaksinasi terdapat pada sekitar 70%. Vaksin
influenza mengandung virus subtype A dan B saja karena subtype C tidak
berbahaya. Diberikan 0,5 ml subkutan atau intramuskuler. Vaksin ini dapat
mencegah terjadinya mixing dengan virus sangat pathogen H5N1 yang dikenal
sebagai penyakit avian influenza atau flu burung. Nasal spray flu vaccine (
live attenunatted influenza vaccine ) dapat juga digunakan untuk pencegahan flu
pada usia 5-50tahun dan tidak sedang hamil. Vaksinasi perlu diberikan 3 sampai
4 minggu sebelum terserang influenza. Karena terjadi perubahan-perubahan pada
virus maka pada permulaan wabah influenza biasanya hanya tersedia vaksin dalam
jumlah terbatas dam vaksinasi dianjurkan hanya untuk beberapa golongan masyarakat
tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dengan kemungkinan
komplikasi yang fatal. Infeksi virus influenza sebelumnya akan memberikan
kekebalan terhadap reinfeksi dengan virus yang homolog. Karena sering terjadi
perubahan akibat mutasi gen, maka anti gen pada virus influenza akan berubah,
sehingga seorang masih mungkin diserang berulang kali dengan strain-strain
virus influenza yang telah mengalami perubahan ini. Kekebalan yang didapat
melalui vaksinasi terdapat pada sekitar 70%. Vaksinasi diberikan 3 atau 4
minggu sebelum terserang influenza. Golongan yang memerlukan vaksin antara lain
penderita dengan penyakit kardiorespiretorik
yang kronik, penderita dengan gangguan metabolik endokrin, dan pada
penderita usia lanjut. Pencegahan dengan kemoprofilaksis untuk mereka yang
tidak dapat diberikan vaksinasi karena menderita alergi terhadap protein dalam
telur dapat diusahakan dengan pemberian amantadin HCl 100 mg 2 kali sehari.
Meluasnya penyebaran penyakit ini dalam masyarakat dapat dicegah dengan
meningkatkan tingkah laku higienik perorangan.
Referensi :
Buku ajar ,
Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jilid III Edisi IV
SINUSITIS
Definisi
Sinusitis adalah suatu
peradangan yang terjadi pada sinus. Sinus sendiri adalah rongga udara yang
terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus
adalah untuk menjaga kelembapan hidung & menjaga pertukaran udara di daerah
hidung.
Peradangan mukosa sinus dapat berupa sinusitis
maksilaris, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sfenoid. Bila
yang terkena lebih dari satu sinus disebut multisinusitis, dan bila semua sinus
terkena disebut pansinusitis.
Ada delapan sinus
paranasal, empat buah pada masing-masing sisi hidung yaitu:
a. Sinus Frontal, terletak di atas
mata dibagian tengah dari masing-masing alis.
b. Sinus Maxillary,
terletak diantara tulang pipi, tepat disamping hidung.
c. Sinus Ethmoid,
terletak diantara mata, tepat di belakang tulang hidung.
d. Sinus Sphenoid,
terletak dibelakang sinus ethmoid dan dibelakang mata.
Semua sinus ini
dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan mukosa hidung, berisi udara dan
semua bermuara di rongga hidung melalui ostium masing-masing.
Fungsi sinus paranasal adalah :
Membentuk pertumbuhan wajah karena di
dalam sinus terdapat rongga udara sehingga bisa untuk perluasan. Jika tidak
terdapat sinus maka pertumbuhan tulang akan terdesak.
Sebagai pengatur udara (air
conditioning).
Peringan cranium.
Resonansi suara.
Membantu produksi mukus.
Epidemiologi
Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung
dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau
sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit.Penelitian Darmawan dkk
tahun 2005, jumlah penderita rinosinusitis pada anak di RSCM Jakarta tahun
1998-2004 adalah 163 orang, terdiri dari 90 lelaki(55,2%) dan 73 perempuan
(44,8%). Kelompok umur terbanyak yaitu >6 tahun 113 orang (69,3%) dan
manifestasi klinis terbanyak adalah batuk 152 orang (93,3%).Asma ditemukan pada
84 orang (51,5%) dan rinitis alergi 44 orang (27%).
Di bagian THT RS dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar dilaporkan
tindakan bedah sinus endoskopi fungsional pada periode Januari 2005-Juli 2006
yaitu 21 kasus atas indikasi rinosinusitis, 33 kasus pada polip hidung disertai
rinosinusitis dan 30 kasus atas indikasi rinosinusitis dan septum deviasi.
Sedangkan di klinik THT-KL RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jumlah
kunjungan
pasien rinosinusitis
kronik pada tahun 2006, dicatat sebanyak 1.152 kasus, dimana
816 kasus
(71%) merupakan kasus lama yang mengalami kekambuhan.
Etiologi
Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau
kurang)
maupun
kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai
berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun).
Penyebab
sinusitis akut:
o Infeksi
virus
-
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan
bagian
atas (misalnya pilek).
o Bakteri
- Di
dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan
normal
tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus
influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase
dari
sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang
sebelumnya
tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam
sinus,
sehingga terjadi infeksi sinus akut.
o Infeksi
jamur
- Kadang
infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan
jamur
yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada
orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi
alergi
terhadap jamur.
o
Peradangan menahun pada saluran hidung.
- Pada
penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya
pada
penderita rinitis vasomotor.
o
Penyakit tertentu.
-
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan
dan
penderita
kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
Penyebab
sinusitis kronis:
o Asma
o
Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)
o
Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.
Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
a. Drainage
1. Dengan
pemberian obat, yaitu dekongestan local seperti efedrin
1%(dewasa) ½%(anak) dan
dekongestan oral sedo efedrin 3 X 60 mg.
2. Surgikal
dengan irigasi sinus maksilaris.
b. Pemberian antibiotik dalam 5-7 hari (untuk
Sinusitis akut) yaitu:
1. Ampisilin 4 X 500 mg
2. Amoksilin 3 x 500 mg
3. Sulfametaksol=TMP
(800/60) 2 x 1tablet
4. Diksisiklin 100
mg/hari.
c. Pemberian obat simtomatik. Contohnya
parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.
d. Untuk Sinusitis kronis, bisa dengan:
1. Cabut
geraham atas bila penyebab dentogen
2. Irigasi
1 x setiap minggu (10-20)
3. Operasi
Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi).
2) Penatalaksanaan
Pembedahan
a. Radikal
1. Sinus
maksila dengan operasi Cadhwell-luc.
2. Sinus
ethmoid dengan ethmoidektomi.
3. Sinus
frontal dan sfenoid dengan operasi Killian.
b. Non Radikal
Bedah Sinus Endoskopik
Fungsional (BSEF). Prinsipnya dengan membuka dan membersihkan daerah kompleks
ostiomeatal.
Pencegahan
Kekambuhan dapat dicegah sehingga pasien tidak
perlu mengalami perburukan gejala sinusitis kronik.Usaha pencegahan seperti
irigasi nasal dengan menggunakan salin, manajemen pada penyakit yang mengikuti,
menaikkan tingkat kebersihan untuk menjaga higienisitas sehingga mencegah infeksi
sekunder.
Patofisiologi
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi
ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek
osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial
dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama
udara pernafasan.
Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM
mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini
menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya
ostium. Hal ini menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang
menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal
yang ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis
non bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan.
Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk
dalam sinus ini akan menjadi media yang paten untuk tumbuh dan multiplikasi
bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut
bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. Jika terapi inadekuat maka
keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan
semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu
hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista.
Alur diagnosis
Pemeriksaan:
a. Inspeksi
Yang diperhatikan adalah pembengkakan di kelopak mata atas
mungkin menunjukkan sinusitis frontal akut.
b. Palpasi
Pada sinusitis frontalis terdapat nyeri tekan pada dasar sinus
frontal, yaitu pada bagian medial atap orbita.
c. Perkusi
Dengan perkusi pada lokasi sinus frontalis yang terinfeksi akan
memberikan rasa nyeri yang hebat 8.
d. Transluminasi (Diaphanoscopia)
Transluminasi pada daerah atap dari orbita jika memberikan
gambaran yang terang menunjukkan sinus frontalis berkembang dengan baik dan
normal, namun jika gambarannya gelap menunjukkan sinus tidak berkembang atau
adanya pus, mukosa yang menebal ataupun terdapatnya neoplasma.
e. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat membantu menegakkan diagnosa
sinusitis frontalis adalah sebagai berikut.
1. Posisi Caldwell
Posisi ini didapt dengan meletakkan hidung dan dahi diatas meja
sedemikian rupa sehingga garis orbito-meatal (yang menghubungkan kantus
lateralis mata dengan batas superior kanalis auditorius eksterna) tegak lurus
terhadap film. Sudut sinar rontgen adalah 15 derajat
karniokaudal dengan titik keluarnya nasion.
2. Posisi Waters
Posisi ini yang paling
sering digunakan. Maksud dari posisi ini adalah untuk memproyeksikan tulang
petrosus supaya terletak dibawah antrum maksila. Hal ini didapatkan dengan
menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan
meja. Bidang yang melalui kantus medial mata dan tragus membentuk sudut lebih
kurang 37 derajat dengan film.proyeksi waters dengan mulut terbuka memberikan
pandangan terhadap semua sinus paranasal.
3. Posisi lateral
Kaset dan film
diletakkan paralel terhadap bidang sagital utama tengkorak.
f. CT-SCAN
Lebih akurat untuk melihat kelainan sinus,
namun harganya lebih mahal.
Referensi:
Soetjipto D,
Mangunkusumo E. Sinus Paranasal. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke lima. Editor:
Soepardi EA, Iskandar
N. Jakarta: Gaya baru; 2001. 115-124
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III
Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Mangunkusumo E,
Soetjipto D. Sinus Paranasal dan Sinusitis, Dalam:
Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala&Leher.
Edisi Keenam. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI; 2009.
Langganan:
Postingan (Atom)