teman temanku yang ku sayangi, walaupun gue sedikit peluang untuk mendapatkan FK PTN mungkin karena gue biasa biasa aja ga
"KENAPA GUE MAU JADI DOKTER?"
untuk bisa kaya raya?
owh salah banget kalo gue masuk fk biar bisa kaya raya, kalo emang mau kaya raya, gue bakal kemasi barang-barang gue. Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik gue menjadi businessman bergelimang rupiah, Daripada gue harus mengorbankan pasien dan keluarga gue sendiri demi mengejar kekayaan.
untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan?
itu salah banget, gue menjadi dokter bukan belajar bertahun tahun untuk harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar gue hanya agar gue terkesan paling berharga.
untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua?
mungkin lebih baik gue mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan gue sehingga menjadi artis pujaan. daripada gue bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih, sementara gue ngga ada dimakna dokter yang sesungguhnya.
alasan "KENAPA GUE MEMILIH JADI DOKTER?"
Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan mobil keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat istimewa dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar, gizi buruk, dan kesehatan yang kurang baik. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut gue merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika gue tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat gue terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien gue.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang pasien menangis di depan gue karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, gue menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta gue mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama tante dokter?”
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum gue mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari sekitar dengan panik mengetuk pintu rumah gue karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas gue beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita gue. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang gue cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa gue perjuangkan.
Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada
hmmmm ........
gue bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya.
ini adalah alasan gue ke teman teman semua yang udah ngerendahin gue karena gue ngotot FK. dan untuk yang membaca agar meluruskan kembali niat kita semua dalam menjadi seorang dokter.
Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. DOKTER terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun gue yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai kita sukses dunia akhirat. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya,
Saya yakin,
Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.
2 komentar:
WOW........... Yas ini tulisanmu????? +1000
jadi malu ah sesama calon ibu dokter hhehe
Posting Komentar